Jumat, 04 Mei 2018

“SUMBER-SUMBER ILMU PENGETAHUAN ISLAM DAN BARAT”


MAKALAH ISLAM, SAINS, DAN PERADABAN




Oleh kelompok 4
1.      Ni’matul Maola     (170202005)
2.      Ulvi Humaiyya      (170202016)
3.      Hubbullah abduh  (170202013)







Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
Ahwal Syakhsiyyah (A)
Fakultas Syari’ah
2017

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dosen kami Tuti Harwati M.Ag .yang telah memberikan pengetahuan, arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “Perbandingan Sumber Ilmu Pengetahuan Islam Dan Barat ”.
Serta dalam penyempurnaan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.















DAFTAR ISI
KESIMPULAN COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  : PENDAHULUAN
BAB II :  PEMBAHASAN
A.     Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan
B.     Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
C.     Sumber ilmu pengetahuan menurut islam
D.   Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Barat
BAB III : PENUTUP












BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kata ilmu berasal dari kata ‘ilm, yang berarti pengetahuan, lawan dari kata al-jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. Kata ilmu juga disepadankan dengan kata arab lainnya yaitu ma’rifah (pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah (kebijaksanaan), dan syu’ur (perasaan). Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa sumber atau mashdar adalah suatu tempat yang dari segala sesuatu digali atau diambil. Berdasarkan hal tersebut, sumber ilmu adalah segala sesuatu yang menjadi tempat digali dan diambilnya.
definisi ilmu pengetahuan
Kata pengetahuan diambil dari bahasa inggris “Knowledge” yang berarti pengetahuan, sedangkan pengetahuan manusia yang begitu maju mengenai hal-hal yang nyata (empirik) disebut ilmu, sehingga ilmu pengetahuan dapat didefinisikan dengan pengetahuan-pengetahuan tentang hal-hal yang nyata.
Islam mewajibkan pencarian ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad saw menegaskan dalam sebuah hadis yang terkenal, “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Ilmu menempati posisi yang sangat penting dalam islam. Penekanan kepada ilmu dalam ajaran islam sangat jelas terlihat dalam Al-qur’an, sunnah rasul, dan ajaran semua tokoh islam dari dulu sampai sekarang. Diantara yang paling utama adalah Al-qur’an surah Al-alaq ayat 1-5 yang memberikan tekanan pada  pembacaan sebagai wahana penting dalam usaha keilmuan, dan pengukuhan kedudukan Allah SWT. Sebagai sumber tertinggi ilmu pengetahuan manusia.
Sumber-sumber memperoleh ilmu pengetahuan menurut versi islam dan barat memiliki banyak perbedaan yang mencolok. Oleh karena itu pada bab selanjutnya kita akan membahas sumber-sumber ilmu pengetahuan menurut islam dan barat secara jelas dan terperinci.





BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Sumber Ilmu Pengetahuan

Definisi Sumber Ilmu
Kata sumber dalam bahasa arabnya adalah (مصدر), dengan jamaknya: (مصادر). Kata sumber atau “mashdar” dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dari wadah itu dapat ditemukan atau ditimba norma hukum. Menurut Kamus Bahasa Arab, مصدر diartikan sumber, asal, referensi, atau sumber pengambilan
Kata ilmu berasal dari kata ‘ilm, yang berarti pengetahuan, lawan dari kata al-jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. Kata ilmu juga disepadankan dengan kata arab lainnya yaitu ma’rifah (pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah (kebijaksanaan), dan syu’ur (perasaan). Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa sumber atau mashdar adalah suatu tempat yang dari segala sesuatu digali atau diambil. Berdasarkan hal tersebut, sumber ilmu adalah segala sesuatu yang menjadi tempat digali dan diambilnya.
definisi ilmu pengetahuan
Kata pengetahuan diambil dari bahasa inggris “Knowledge” yang berarti pengetahuan, sedangkan pengetahuan manusia yang begitu maju mengenai hal-hal yang nyata (empirik) disebut ilmu, sehingga ilmu pengetahuan dapat didefinisikan dengan pengetahuan-pengetahuan tentang hal-hal yang nyata.

B. Ilmu Pengetahuan Dalam Islam

             Islam mewajibkan pencarian ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad saw menegaskan dalam sebuah hadis yang terkenal, “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Ilmu menempati posisi yang sangat penting dalam islam. Penekanan kepada ilmu dalam ajaran islam sangat jelas terlihat dalam Al-qur’an, sunnah rasul, dan ajaran semua tokoh islam dari dulu sampai sekarang. Diantara yang paling utama adalah Al-qur’an surah Al-alaq ayat 1-5 yang memberikan tekanan pada  pembacaan sebagaii wahana penting dalam usaha keilmuan, dan pengukuhan kedudukan Allah SWT. Sebagai sumber tertinggi ilmu pengetahuan manusia,
1. bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
2. dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
3. bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah
4. yang mengajar manusia dengan perantara kalam
5. dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ibnu katsir menafsirkan kelima ayat diatas dan menyoroti pentingnya ilmu bagi manusia,  ibnu katsir menulis: “ dalam ayat ayat ini terdapat peringatan bahwasanya manusia diciptakan dari segumpal darah. Dan diantra bentuk anugerah Allah adalah mengajarkan manusia apa yang semula tidak diketahuinya. Maka kemuliaan dan keagungan menusia terletak pada ilmu. Dan inilah kemampuan yang membuat bapak manusia, Adam lebih istimewa daripada malaikat.” Dalam kitab shahih muslim bahwa nabi secara khusus menjaminbahwa orang yang berilmu dan ilmunya tersebut bermanfaat bagi orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir walaupun orang bersangkutan sudah meninggal dunia.

C. Sumber ilmu pengetahuan menurut islam

            Islam mengajarkan bahwa Allah SWT merupakan sumber dan segala sesuatu. Ilmu dan kekuasaannya meliputi bumi dan langit yang nyata maupun gaib, dan tidak ada segala sesuatupun yang luput dari pengawasan-NYA. “ sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuannya meliputi segala sesuatu”. (QS. Thaha : 98) Sumber ilmu primer dalam adalah wahyu yang diterima oleh nabi yang berasal dari Allah SWT, sebagai sumber dari segala sesuatu.
Penjelasan mengenai sumber ilmu dalam epistemology islam ditekankan kepada : pertama, kalam Allah, berupa kitab suci Al-qur’an. Kedua, nabi sebagai penerima wahyu, dalam hal ini merujuk kepada hadis, yaitu seegala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah saw, baik ucapan,perbuatan, maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum atau ketentuan Allah SWT. Yang disyariatkan kepada manusia.
    Namun demikian epistimologi islam yang bersumber dari Al-qur’an dan sunnah. terdapat juga sarana-sarana atau perantara untuk memperoleh atau mengkaji ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu akal dan hati serta indra indra yang terdapat dalam diri manusia.



1.      Al-qur’an
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad. Al-Qur’an juga satu-satunya mukjizat yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat, al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah mati. Jika dicermati, kebanyakan ilmu pengetahuan yang saat ini berkembang, sejatinya telah Allah tuliskan dalam al-Qur’an. Ayat al-Qur’an yang pertama kali turun menunjukkan dasar ilmu pengetahuan adalah surat al-‘Alaq ayat 1-5,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1]. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. al-‘Alaq: 1-5)
Dalam ayat ini, kita dianjurkan untuk belajar melalui baca-tulis, mengkaji ilmu yang ada dalam al-Qur’an, meneliti lebih jauh tentang ilmu pengetahuan yang sudah Allah ajarkan dalam al-Qur’an.
 Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Qs. Az-Zumar: 9)
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. al-Mujadalah: 11)
Kedua ayat di atas menunjukkan pentingnya seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan. Jika kita cermati, dengan membaca al-Qur’an, maka akan kita menemukan banyak ilmu pengetahuan tentang alam semesta yang tak terkira. Sebuah contoh, dalam surat Yunus ayat 5 yang menjelaskan tentang ilmu falak atau perbintangan. “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[2]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Qs. Yunus: 5)
Lalu di dalam surat Yasin, “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua[3]. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (Qs. Yasin: 38-40). Bukti lain tentang al-Qur’an sebagai dasar ilmu pengetahuan adalah surat an-Nahl ayat 66 tentang ilmu hewan: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (Qs. an-Nahl: 66) Atau dalam surat ar-Ra’d ayat 4 yang menjelaskan ilmu tumbuhan: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Qs. ar-Ra’d: 4)
Lalu tentang ilmu bumi dan ilmu alam, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” (Qs Qaf: 7-8)
 Dan surat Saba’ ayat 18, “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkah kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman[4].” (Qs. Saba’: 18)
Jelas bukan, bahwa sejatinya al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengatahuan yang pertama kali. Pada masa berkembangnya Islam dulu, banyak para pakar muslim yang menjadi orang hebat karena selalu berpegang teguh pada al-Qur’an. Misalnya pada masa Islam masuk di Andaluisia (Spanyol) kita mengatahui:
1. Abbas bin Farmas sebagai ahli ilmu kimia dan astronomi. Dia adalah penemu pertama pembuatan kaca dari batu.
2. Ibrahim bin Yahya al-Naqqas terkenal dalam ilmu astronomi. Ilmu yang dapat mengetahui terjadinya gerhana matahari atau bulan dan dapat pula mengetahui lama waktu terjadinya gerhana tersebut. Ibrahim bin Yahya menemukan teropong modern yang dapat mengetahui jarak anatara tata surya dan bintang-bintang lain.
3. Ahmad bin Ibas dari Cardova ahli dalam bidang obat-obatan.
4. Umm al-Hasan binti Abu Ja’far dan al-Hafidz dua orang wanita ahli kedokteran.
5. Ibun Batuthah dari Tangier, Maroko ahli geografi
6. Dan banyak lagi para ilmuan Islam yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kita mengatahui saat itu kaum Muslimin masih sangat memegang teguh al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan. Kejaayaan Islam dan para pemikir Islam ini tentu mengundang pertanyaan dari para cendiakawan Eropa. Mereka penasaran dan mulai mempelajari bahasa Arab agar bisa menerjemahkan buku-buku karangan umat Islam. Bahkan para pemuda-pemuda kristen Eropa juga mulai belajar di universitas-uversitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile, Malaga, Granada dan Salamance.
2.       Sunnah/Hadist
Hadits adalah sumber ilmu yang kedua setelah Al-qur’an, dalam kaitannya dengan Alqur’an, hadits ada untuk menjelaskan sesuatu dalam al-Qur’an yang tidak terperinci. yang tergambar dari perbuatan, ucapan, dan ketatapan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Allah SWT menyatakan bahwa Rasulullah SAW. Merupakan sumber ilmu yang akan mengajarkan kitab serta hikmah
Artinya: “Sebagaiman (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu yang belum kamu ketahui.” (Al-Baqoroh: 151)
Al-qur’an dan Hadits adalah pedoman hidup, sumber ilmu, dan ajaran islam, serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Al-Qur’an merupakan sumber primer yang banyak memuat pokok-pokok ajaran islam, sedangkan Hadits merupakan penjelas (Bayan) bagi keumuman isi Al-qur’an.
Adapun sarana yang digunakan untuk memperoleh dan mengkaji ilmu pengetahuan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah ialah rasio, indera, dan hati.
·         Akal / Rasio (العقل)
Sumber ilmu selain wahyu dalam epistemology islam adalah akal (‘Aql) dan kalbu   (qalb).’Aql sebagai mashdar tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, tetapi sebagai kata kerja ‘aqala (عقل) yang terdapat dalam al-Qur`an sebanyak 49 kali kosa kata dalam berbagai bentuk. Semuanya menunjukan unsure pemikiran pada manusia. Misalnya: عقلوا تعقلون- نعقل يعقل يعقلون . sebagaimana berikut: kata عقلوه (‘aqaluh) dijumpai dalam 1 ayat, kata تعقلون (ta’qilun) 24 ayat, نعقل (na’qil) 1 ayat, يعقتها (ya’qiluha)1 ayat, dan يعقلون (ya’qilun) 22 ayat. Yang berarti paham dan mengerti. Dalam Lisan al-‘Arab dijelaskan bahwa al-‘aql berarti al-hijr (menahan) dan al-āqil adalah orang yang menahan diri (yahbis) dan mengekang hawa nafsu. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa al-‘aql mengandung arti kebijaksanaan (al-nuhā), lawan dari lemah pikiran (al-humq).Al-‘aql juga mengandung arti al-qalb (kalbu). Lebih lanjut disebutkan bahwa kata ‘aqala mengandung arti memahami. Dari keseluruhan kosa kata yang berakar pada a-q-l dapat disimpulkan bahwa al-‘aql adalah fitrah manusia yang berfungsi untuk mengerti atau memahami sesuatu.  Jelasnya akal merupakan fitrah yang dianugrahkan kepada manusia untuk mendapat ilmu pengetahuan.
·         Indera
Dalam Al-Qur`an alat-alat indera yang beraktifitas dan berfungsi bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah al-sam’ dan al-absar. Kata al-sam’ dan berbagai kata jadiannya disebut 185 kali, sedangkan kata al-sam’ sendiri dijumpai 12 kali dalam Al-Qur`an. Kata al-absar dan berbagai kata jadiannya disebut 148 kali. Sementara kata al-absar disebut 18 kali.
Al-Qur’an mengajak manusia untuk menggunakan indra dan akal sekaligus dalam pengalaman manusia, baik yang bersifat fisik maupun metafisik karena indra dan akal saling menyempurnakan.Ali Abdul Azhim berpendapat bahwa kedua sumber tersebut tidak terpisah dan tidak berdiri sendiri sebagaimana pemahaman empirisme dan rasionalisme. Allah SWT selalu menyeru manusia untuk mengingat dan menggunakan nikmat indra dan akal secara simultan.orang-orang yang mengabaikan indra dan kalbunya, maka akan tersesat dan jauh dari kebenaran.
Artinya:”Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” (Yunus: 131).
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur. (An-Nahl: 78).
Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ruh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur”. (As-Sajdah: 9).
Manusia mempunyai kemampuan mendengar karena manusia diberikan alat berupa telinga (uzun) dan kemampuan melihat karena manusia diberikan alat berupa mata (‘ain). Mata, yang memiliki kemampuan melihat, bisa saja tidak memberi manusia pengetahuan, oleh karena qalbu-nya tidak paham (buta). Sesuatu yang jelas terlihat bahwa bagi Al-Qur`an, al-sam’ dan al-basr adalah aktifitas
·         Hati (Fuad)
Kata fu`ad Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati atau akal. Kedua kata ini seakar dengan fā`idah (jamak: fawā`id) artinya faedah atau guna. Makna yang dapat ditarik dari penggunaan Al-Qur’an terhadap kata al-fu`ad dan al-af`idah adalah bahwa al-fu`ad memiliki fungsi akal (memahami, mengerti), sama artinya dengan al-qalb. Nabi Saw mendengarkan kisah-kisah Rasul terdahulu. Lalu dengan kisah-kisah itu menjadi kuat fu`ad (hati) Nabi. Dengan al-fu’ad itu berarti Nabi mendapatkan makna atau hikmah sejarah. a al-fu`ad merupakan pusat dan pengendali bagi aktifitas al-‘aql dan al-qalb dalam menetapkan pengetahuan yang benar, baik dan berguna bagi manusia.
Secara umum, bagi Al-Qur`an indera dalam dan luar manusia seperti al-‘aql, al-qalb, al-fu’ad, al-sam’, al-absar adalah alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dan obyek pengetahuan adalah ayat-ayat Allah baik yang qauliyah/tanziliyah maupun yang kauniyah. Berbeda sekali dengan perspektif Barat yang memandang bahwa akal dan indera sebagai fakultas yang memberi manusia pengetahuan. Hemat penulis, Barat berpandangan demikian karena hirarki pengetahuan mereka hanya berhenti pada tataran empirikal. Asumsi-asumsi teologis-metafisik telah terputus dari epistemologi keilmuan Barat, sejalan dengan pandangan humanis mereka yang sekular-ateistik.
Sebagai seorang muslim, tentunya kita harus meyakini bahwa sumber ilmu yang utama itu adalah Al-Qur’an dan Al-hadist, dan dari Al-Qur’an dan Al-hadist ilmu pengetahuan berasal. Kajian para ilmuan tentang berbagai disiplin ilmu dan berbagai fenomena yang terjadi, sudah dibahas dalam Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an ilmu-ilmu itu diperjelas kembali oleh As-sunnah (hadits), sebagai turunannya. Seorang muslim menjadikan hadits sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Selanjutnya dalam qaidah pengambilan hukum dalam islam digunakan pula landasan berupa ijma’ (Qaul ulama) yang disandarkan pada Al-Qur’an dan hadist, dan yang terakhir Qiyas sebagai sarana untuk kaum muslim melakukan ijtihad dengan metode Qiyas sesuai dengan qaidah yang berlaku dikalangan ulama mujtahid.

D. Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan Menurut Barat
Kajian pokok tentang sumber ilmu dalam perspektif Barat diwakili oleh tiga madzhab utama, yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisisme.
·         Rasionalisme dikaitkan filosof abad ke-17 dan 18, seperti Rene Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Leibniz, yang sebenarnya berasal dari pemikiran filsafat Yunani. Paham ini menyatakan bahwa pada hakikatnya ilmu itu bersumber dari akal budi manusia. Descartes berpendapat bahwa dalam jiwa manusia terdapat ide bawaan (innate ideas) yang dinamakan substansi yang sudah tertanam. Ide bawaan tersebut terdiri atas : pemikiran, Tuhan, dan keluasan (ekstensi). Adapun ilmu-ilmu lain yang dicapai manusia pada hakikatnya adalah derivasi dari ketiga prinsip dasar tersebut. Menurut aliran ini sumber ilmu adalah akal melalui deduksi ketat seraya mengabaikan pengalaman. Hal ini, menurut mereka, karena ilmu adalah sesuatu yang sudah ‘built in’ dalam jiwa manusia dan tugas kita adalah mencapainya melalui deduksi. Karenanya, ilmu yang dihasilkan oleh aliran ini biasanya dianggap bersifat universal. Menurut mazhab ini, indera adalah sumber pemahaman terhadap konsepsi-konsepsi dan gagasan-gagasan sederhana. Hanya saja indera bukan satu-satunya sumber. Di samping indera, ada fitrah yang mendorong munculnya sekumpulan konsepsi dalam akal.
·         empirisisme yang menekankan pentingnya pengalaman sebagai sarana pencapaian pengetahuan. Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon, sekalipun dalam pengertian tertentu pemikiran yang mengutamakan pendekatan empirik. Puncak pemikiran aliran ini terdapat pada pemikiran David Hume yang dalam karyanyaA Treatise of Human Nature. Dalam buku tersebut David Hume mengupas persoalan-persoalan epistemologis penting. Berbanding terbalik dengan rasionalisme, mazhab ini  berpandangan bahwa seluruh isi pemikiran manusia berasal dari pengalaman, yang kemudian diistilahkan dengan persepsi. Persepsi, kemudian, dibagi menjadi dua macam, yaitu kesan-kesan (impressions) dan gagasan (ideas). Yang pertama adalah persepsi yang masuk melalui akal budi, secara langsung, sifatnya kuat dan hidup. Yang kemudian adalah persepsi yang berisi gambaran kabur tentang kesan-kesan. Derivasi ilmiah yang diakui oleh aliran ini adalah induksi terhadap fakta-fakta empiris. Tapi hal ini tidak berarti mereka mengklaim univesalitas induksi. Alih-alih, mereka justru menekankan keterbatasan induksi yang hal ini berarti mereka menolak generalisasi. Menurut Hobbes, segala yang ada bersifat bendawi. Bendawi dimaksudkan ialah segala sesuatu yang tidak bergantung kepada gagasan kita. Ia juga mengajarkan bahwa segala kejadian adalah gerak, yang berlangsung karena keharusan. Realitas segala yang bersifat bendawi  terliput di dalam gerak itu. Segala obyektifitas di dalam dunia luar bersandar kepada suatu proses tanpa pendukung yang berdiri sendiri. Ruang atau keluasan tidak memiliki eksistensi atau keber-“ada”-an sendiri. Ruang justru gagasan tentang hal yang ber-“ada” itu. Sedangkan waktu adalah gagasan tentang gerak.
·         kritisisme yang merupakan usaha untuk mensintesa dua kutub ekstrim sebelumnya; rasionalisme dan empirisisme. Tokoh utama aliran ini adalah Immanuel Kant. Pemikiran yang disampaikan oleh Kant berusaha untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi tentang objektivitas pengetahuan antara rasionalisme Jerman, yang diwakili Leibniz dan Wolff, dan Empirisisme Inggris. Dalam usahanya, Kant berusaha menunjukkan unsur mana saja dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur mana yang berasal dari akal. Berbeda dengan aliran filsafat sebelumnya yang memusatkan perhatian pada objek penelitian, Kant mengawali filsafatnya dengan memikirkan manusia sebagai subjek yang berpikir. Dengan demikian fokus perhatian Kant adalah pada penyelidikan rasio manusia dan batas-batasnya. Dari ketiga madzhab di atas dapat disimpulkan bahwa, sumber-sumber ilmu menurut ilmuwan-ilmuwan barat hanya terbatas pada akal (rasio) dan panca indera. Mereka hanya menitikberatkan pada dua komponen ini. Sehingga hasilnya, makna ilmu terbatas pada objek-objek nyata. Sedangkan berita shahih yang datang dari wahyu mereka nafikan, dan tidak memasukkannya ke dalam defenisi ilmu. Akibatnya,   ilmu  pengetahu an  dan  nilai­nilai  etika  dan  moral,   yang  diatur   oleh  rasio   manusia,   terus  menerus  berubah.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata sumber dalam bahasa arabnya adalah (مصدر), dengan jamaknya: (مصادر). Kata sumber atau “mashdar” dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dari wadah itu dapat ditemukan atau ditimba norma hukum. Menurut Kamus Bahasa Arab, مصدر diartikan sumber, asal, referensi, atau sumber pengambilan
Kata ilmu berasal dari kata ‘ilm, yang berarti pengetahuan, lawan dari kata al-jahl yang berarti ketidaktahuan atau kebodohan. Kata ilmu juga disepadankan dengan kata arab lainnya yaitu ma’rifah (pengetahuan), fiqh (pemahaman), hikmah (kebijaksanaan), dan syu’ur (perasaan). Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa sumber atau mashdar adalah suatu tempat yang dari segala sesuatu digali atau diambil. Berdasarkan hal tersebut, sumber ilmu adalah segala sesuatu yang menjadi tempat digali dan diambilnya
Sumber-sumber ilmu pengetahuan menurut islam ialah :
·         Al-qur’an
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad. Al-Qur’an juga satu-satunya mukjizat yang bertahan hingga sekarang. Selain sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat, al-Qur’an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah mati.
·         Sunnah/Hadist
Hadits adalah sumber ilmu yang kedua setelah Al-qur’an, dalam kaitannya dengan Alqur’an, hadits ada untuk menjelaskan sesuatu dalam al-Qur’an yang tidak terperinci. yang tergambar dari perbuatan, ucapan, dan ketatapan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.
Selain sumber-sumber ilmu pengetahuan, dalam islam dijelaskan pula cara atau sarana-sarana yang digunakan untuk mengkaji ilmu pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah adalah sebagai berikut :
·       Akal / Rasio (العقل) Sumber ilmu selain wahyu dalam epistemology islam adalah akal (‘Aql) dan kalbu   (qalb).’Aql sebagai mashdar tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, tetapi sebagai kata kerja ‘aqala (عقل) yang terdapat dalam al-Qur`an sebanyak 49 kali kosa kata dalam berbagai bentuk. Semuanya menunjukan unsure pemikiran pada manusia.
·         Indera dalam Al-Qur`an alat-alat indera yang beraktifitas dan berfungsi bagi manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah al-sam’ dan al-absar. Kata al-sam’ dan berbagai kata jadiannya disebut 185 kali, sedangkan kata al-sam’ sendiri dijumpai 12 kali dalam Al-Qur`an. Kata al-absar dan berbagai kata jadiannya disebut 148 kali. Sementara kata al-absar disebut 18 kali.
·         Hati (Fuad) Kata fu`ad Mahmud Yunus mengartikannya sebagai hati atau akal. Kedua kata ini seakar dengan fā`idah (jamak: fawā`id) artinya faedah atau guna. Makna yang dapat ditarik dari penggunaan Al-Qur’an terhadap kata al-fu`ad dan al-af`idah adalah bahwa al-fu`ad memiliki fungsi akal (memahami, mengerti), sama artinya dengan al-qalb. Nabi Saw mendengarkan kisah-kisah Rasul terdahulu. Lalu dengan kisah-kisah itu menjadi kuat fu`ad (hati) Nabi. Dengan al-fu’ad itu berarti Nabi mendapatkan makna atau hikmah sejarah. a al-fu`ad merupakan pusat dan pengendali bagi aktifitas al-‘aql dan al-qalb dalam menetapkan pengetahuan yang benar, baik dan berguna bagi manusia.
Adapun sumber-sumber ilmu pengetahuan menurut barat adalah :
·         Rasionalisme Paham ini menyatakan bahwa pada hakikatnya ilmu itu bersumber dari akal budi manusia. Descartes berpendapat bahwa dalam jiwa manusia terdapat ide bawaan (innate ideas) yang dinamakan substansi yang sudah tertanam.
·         empirisisme yang menekankan pentingnya pengalaman sebagai sarana pencapaian pengetahuan. Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon, sekalipun dalam pengertian tertentu pemikiran yang mengutamakan pendekatan empirik.
·         kritisisme yang merupakan usaha untuk mensintesa dua kutub ekstrim sebelumnya; rasionalisme dan empirisisme. Tokoh utama aliran ini adalah Immanuel Kant. Pemikiran yang disampaikan oleh Kant berusaha untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi tentang objektivitas pengetahuan antara rasionalisme Jerman, yang diwakili Leibniz dan Wolff, dan Empirisisme Inggris. Dalam usahanya, Kant berusaha menunjukkan unsur mana saja dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur mana yang berasal dari akal.
                       

           








0 komentar:

Posting Komentar

 
Ni'matul Maola Blogger Template by Ipietoon Blogger Template