Berbicara tentang mental curang, apa sih mental curang itu? curang
adalah sifat atau perilaku negatif yang mungkin tidak jarang kita temui dalam
perilaku masyarakat dewasa kita ini. Mental curang atau sifat curang ini
merupakan lawan dari sikap jujur. Curang berarti berlaku tidak jujur,memiliki
sifat tidak lurus hati, dan tidak adil. biasanya orang yang munafik senantiasa
berhati curang. Sedangkan mental diartikan sebabagai psikis atau kejiwaan.
Sederhananya mental adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak atau karakter.
Mental diartikan juga sebagai hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau
kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan
ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi
(suasana) mental. Jadi dapat disimpulkan bahwa mental curang adalah perilaku
yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh suatu keberhasilan.
Bermental curang jelas bukan merupakan karakter dari seorang
muslim, karena pada hakikatnya seorang muslim senantiasa harus bersifat jujur
seperti yang dicontohkan oleh baginda nabi kita yaitu Muhammad saw. Lantas
mengapa ada orang muslim yang masih berlaku curang? Seperti mencotek misalnya?
Oke, berbicara tentang mencontek. Mencontek biasanya identik dengan
dunia pendidikan, baik di dunia sekolah maupun di dunia perkuliahan, aktivitas
mencontek sudah tidak asing dan sudah sering teman-teman jumpai pastinya atau
barangkali teman-temans sudah pernah mencontek misalnya? Nauzubillah, semoga
kita dihindarkan dari segala bentuk sifat curang salah satunya mencontek.
Mencotek biasanya sudah menjadi suatu tradisi dan budaya yang tidak pernah
ditinggalkan oleh para pelajar walaupun memang ada sebagian yang jujur. Tradisi
mencontek tidak pernah ditinggalkan khususnya ketika ujian nasional berlasung,
para pelajar dengan alasan tingginya
standar kelulusan yang membuat para pelajar menghalalkan perbuatan curang
tersebut. Kadang ada juga para pelajar yang menyalah artikan hadist sebagai
acuan mereka dalam menyontek dan menanggap mencontek adalah bagian dari
solidaritas. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan member contekan
kepada teman, tentu saja ini menyimpang dari arti solidaritas yang sebenarnya.
Bentuk kecurangan lainnya selain mencontek ialah sering kita jumpai
dalam dunia perdagangan seperti melakukan pengurangan atau perlebihan terhadap
timbangan, bahkan perilaku curang ini sudah dijelaskan keharamannya dan
kecelakan bagi pelakunya dalam qur’an surah Al-muthafifin ayat 1-6. Dalam
al-qur’an surah al-isra ayat 35 juga dijelaskan perintah untuk berlaku jujur
(tidak berbuat curang) yang artinya “ dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Dalam surah al-isra’ ayat 35 menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan agar
menimbang dengan neraca (timbangan) yang benar dan sesuai dengan standar yang
benar. Standar yang benar adalah neraca yang dibuat dengan seteliti sehingga
dapat memberikan kepercayaan kepada orang yang melakukan jual beli, dan tidak
memungkinkan terjadinya penambahan dan pengurangan secara curang.
Adapun contoh dari bentuk kecurangan yang sangat fenomenal dinegara
kita ini adalah kasus korupsi yang merupakan salah satu bentuk kecurangan yang
dilakukan oleh pemimpin kita. Kepemimpinan, jabatan, dan kedudukan kadang
sering disalah gunakan oleh para penguasa negeri pertiwi ini. Bagaimana tidak,
sering kali para penguasa menipu rakyat atau orang yang berada dalam
kepemimpinannya, dengan mensia-siakan amanah yang diberikan Negara dan
dipercayakan rakyat padanya. Padahal perbuatan yang demikian telah mendapat
ancaman yang sangat keras dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, rasulullah
bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepemimpinan atas orang
lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang-orang
yang dipimpinnya, melainkan Allah mengharamkan atasnya surga” (HR Muslim).
Tentu saja dalam berbuat curang pasti dipengaruhi oleh beberapa
sebab atau factor. Apa saja sih factor yang mempengaruhi seseorang untuk bermental
curang, diantaranya ialah :
1.
Lemahnya
iman
2.
Kebodohan
atau kurangnya pengetahuan tentang haramnya berbuat curang
3.
Malas
dalam belajar
4.
Ambisi
untuk menjadi sukses dengan menghalalkan segala cara
5.
Berteman
dengan orang yang suka berbuat curang
6.
Lemahnya
pendidikan agama yang ditanamkan sejak dini
7.
Kurang
PD atau percaya diri
8.
Sikap
tergantung kepada orang lain
9.
Rendahnya
hukuman bagi pelaku curang sehingga tidak menimbulkan rasa jera
10.
Lemahnya
pengawasan dari orang-orang yang berwenang
Dilihat dari factor yang menyebabkan seseorang bermental curang
diatas, adapun cara atau sikap kita sebagai seorang muslim yang beriman dalam
melawan mental curang tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Meningkatkan
kualitas iman kita kepada Allah SWT. Dalam menngkatkan kualitas iman kita, kita
sebagai mahluk ciptaan-Nya senantiasa akan selalu menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, termasuk larangan berbuat curang dalam bentuk apapun,
baik itu mencotek, menipu dengan mengurangi jumlah timbangan ketika melakukan
transaksi jual beli, hingga melakukan perbuatan korupsi yang mengambil hak
orang lain.
2.
Banyak
mempelajari ilmu agama khususnya tentang hukum dari suatu perbuatan agar kita
tidak terjerumus dalam perilaku dosa dan tidak pula termasuk kedalam orang yang
bermental curang.
3.
Jujur
dan Percaya diri atau istilah kekiniannya disebut dengan PD. Jujur dan Percaya
diri adalah modal utama dalam mencapai suatu keberhasilan. Jika kita sudah
percaya diri, entah itu dalam menjawab soal Ujian Semester ataupun dalam menjawab
soal Ujian Nasioal. Kita tentunya tidak akan tertarik dengan yang namanya
mencontek baik itu mencontek jawaban teman maupun mencopy paste dari google,
karena dengan melakukan hal yang demikian kita sama saja telah melanggar
perintah Allah tentang larangan berbuat curang. Sikap jujur dan percaya diri
ini hendaknya ditanamkan sejak dini,terlebih lagi untuk adek-adek atau
teman-teman Madrasah Aliyah maupun yang Sekolah Menengah Keatas yang sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional,
bersikap jujurlah, percaya diri, dan jangan mencontek ya, karena mencontek sama
sekali tidak berfaedah dan akan membawa kecelakan bagi yang mengerjakannya
seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-muthafifin.
4.
Rajin
belajar dan berdoa. Biasanya perilaku mencontek yang merupakan bagian dari
perbuatan curang yang fenomenal dikalangan para pelajar ini, terjadi karena
para pelajar di Indonesia malas belajar dan tidak mau berusaha. Jadi, untuk
kita semua pelajar di Indonesia hilangkanlah budaya mencontek ini agar Negara
kita bisa naik status dari Negara berkembang menjadi Negara maju, karena kita
disini merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan membudayakan sifat
jujur. jika ketika menjadi seorang pelajar saja kita sudah terbiasa berbuat
curang apalagi kelak ketika menjadi aparatur pemerintahan Negara. Pepatah
mengatakan bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. So, untuk kita para
pelajar yang tentunya menginginkan nilai atau ipk yang bagus, maka belajar dan
berdoalah, jangan menjadi orang yang curang dengan mencotek.
5.
Bertemanlah
dengan orang yang dapat membawa kepada kemaslahatan, dan jangan terlalu bergaul
dengan orang-orang yang bermental curang, karena seperti kata pepatah jika
berteman dengan penjual minyak wangi maka akan ketercipratan wangi dari minyak
wanginya, tetapi apabila berteman dengan penjual besi akan kecipratan bau
besinya pula. Dari ungkapan diatas dapat kita jadikan pelajaran bahwa teman
sepergaulan juga menentukan kepribadian kita.
Nah, dari beberapa solusi untuk melawan mental curang diatas, saya
harap teman-teman atau pembaca yang dirahmati Allah, dapat mengambil pelajaran
untuk tidak sekali-kali melakukan perbuatan curang, karena sudah jelas
larangannya dalam al-qur’an dan al-hadist. Terutama mencontek ya, saya tegaskan
sekali lagi bahwa mencontek itu dosa dan sama sekali bukan bentuk penerapan sikap
solidaritas yang sebenarnya, karena dengan melakukan hal yang demikian kita
sama saja dengan sudah berlaku tidak jujur kepada diri sendiri, dosen, guru,
pengawas, lebih-lebih orang tua yang nantinya bangga dengan nilai anaknya yang
bagus padahal hasil dari mencontek, mungkin dosen, guru, pengawas, ataupun
orang tua kita tidak tahu kalau kita mencontek, tapi ingat ada Alloh yang maha
tahu tanpa diberi tahu. Dan satu lagi, Allah juga telah mengancam orang yang
berbuat curang dengan ditimpakannya kecelakaan. Jadi, teman-teman apakah kita
masih ingin mencontek dan masih bangga dengan nilai bagus yang didapatkan dari
hasil mencontek, padahal jelas-jelas mencontek itu adalah perbuatan yang curang
dan tidak terpuji (ahlak mazmumah) dan pelaku dari perbuatan curang kelak akan
mendapat kecelakan dan tidak akan masuk surga. Masyaallah, kita tentunya
sebagai orang muslim yang beriman dan percaya tentang adanya surga dan neraka
pasti ingin merasakan rasanya masuk surga itu kayak gimana sih. Oleh karena itu
hindarilah sikap atau perbuatan curang dan lawanlah mental curang itu agar kita
termasuk kedalam orang yang terhindar dari kecelakaan. Amin, amin, ya Robbal
alamin. semoga bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tabrani,
A. Rusyan. 2006. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Inti Media Cipta Nusantara.
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin. 2006.
Meneladani Ahlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim. Bandung Rosdakarya.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan
Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta :
Balai Pustaka.
Kartini Kartono Dan Andari Jefri.
1989. Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung : Mandar Maju.
0 komentar:
Posting Komentar