Selasa, 17 April 2018

Melawan Mental Curang



Berbicara tentang mental curang, apa sih mental curang itu? curang adalah sifat atau perilaku negatif yang mungkin tidak jarang kita temui dalam perilaku masyarakat dewasa kita ini. Mental curang atau sifat curang ini merupakan lawan dari sikap jujur. Curang berarti berlaku tidak jujur,memiliki sifat tidak lurus hati, dan tidak adil. biasanya orang yang munafik senantiasa berhati curang. Sedangkan mental diartikan sebabagai psikis atau kejiwaan. Sederhananya mental adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak atau karakter. Mental diartikan juga sebagai hal-hal yang berkaitan dengan psycho atau kejiwaan yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Setiap perilaku dan ekspresi gerak-gerik individu merupakan dorongan dan cerminan dari kondisi (suasana) mental. Jadi dapat disimpulkan bahwa mental curang adalah perilaku yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh suatu keberhasilan.
Bermental curang jelas bukan merupakan karakter dari seorang muslim, karena pada hakikatnya seorang muslim senantiasa harus bersifat jujur seperti yang dicontohkan oleh baginda nabi kita yaitu Muhammad saw. Lantas mengapa ada orang muslim yang masih berlaku curang? Seperti mencotek misalnya?
Oke, berbicara tentang mencontek. Mencontek biasanya identik dengan dunia pendidikan, baik di dunia sekolah maupun di dunia perkuliahan, aktivitas mencontek sudah tidak asing dan sudah sering teman-teman jumpai pastinya atau barangkali teman-temans sudah pernah mencontek misalnya? Nauzubillah, semoga kita dihindarkan dari segala bentuk sifat curang salah satunya mencontek. Mencotek biasanya sudah menjadi suatu tradisi dan budaya yang tidak pernah ditinggalkan oleh para pelajar walaupun memang ada sebagian yang jujur. Tradisi mencontek tidak pernah ditinggalkan khususnya ketika ujian nasional berlasung, para pelajar  dengan alasan tingginya standar kelulusan yang membuat para pelajar menghalalkan perbuatan curang tersebut. Kadang ada juga para pelajar yang menyalah artikan hadist sebagai acuan mereka dalam menyontek dan menanggap mencontek adalah bagian dari solidaritas. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan member contekan kepada teman, tentu saja ini menyimpang dari arti solidaritas yang sebenarnya.
Bentuk kecurangan lainnya selain mencontek ialah sering kita jumpai dalam dunia perdagangan seperti melakukan pengurangan atau perlebihan terhadap timbangan, bahkan perilaku curang ini sudah dijelaskan keharamannya dan kecelakan bagi pelakunya dalam qur’an surah Al-muthafifin ayat 1-6. Dalam al-qur’an surah al-isra ayat 35 juga dijelaskan perintah untuk berlaku jujur (tidak berbuat curang)  yang artinya “ dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Dalam surah al-isra’ ayat 35 menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan agar menimbang dengan neraca (timbangan) yang benar dan sesuai dengan standar yang benar. Standar yang benar adalah neraca yang dibuat dengan seteliti sehingga dapat memberikan kepercayaan kepada orang yang melakukan jual beli, dan tidak memungkinkan terjadinya penambahan dan pengurangan secara curang.
Adapun contoh dari bentuk kecurangan yang sangat fenomenal dinegara kita ini adalah kasus korupsi yang merupakan salah satu bentuk kecurangan yang dilakukan oleh pemimpin kita. Kepemimpinan, jabatan, dan kedudukan kadang sering disalah gunakan oleh para penguasa negeri pertiwi ini. Bagaimana tidak, sering kali para penguasa menipu rakyat atau orang yang berada dalam kepemimpinannya, dengan mensia-siakan amanah yang diberikan Negara dan dipercayakan rakyat padanya. Padahal perbuatan yang demikian telah mendapat ancaman yang sangat keras dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepemimpinan atas orang lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang-orang yang dipimpinnya, melainkan Allah mengharamkan atasnya surga” (HR Muslim).
Tentu saja dalam berbuat curang pasti dipengaruhi oleh beberapa sebab atau factor. Apa saja sih factor yang mempengaruhi seseorang untuk bermental curang, diantaranya ialah :
1.      Lemahnya iman
2.      Kebodohan atau kurangnya pengetahuan tentang haramnya berbuat curang
3.      Malas dalam belajar
4.      Ambisi untuk menjadi sukses dengan menghalalkan segala cara
5.      Berteman dengan orang yang suka berbuat curang
6.      Lemahnya pendidikan agama yang ditanamkan sejak dini
7.      Kurang PD atau percaya diri
8.      Sikap tergantung kepada orang lain
9.      Rendahnya hukuman bagi pelaku curang sehingga tidak menimbulkan rasa jera
10.  Lemahnya pengawasan dari orang-orang yang berwenang

Dilihat dari factor yang menyebabkan seseorang bermental curang diatas, adapun cara atau sikap kita sebagai seorang muslim yang beriman dalam melawan mental curang tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan kualitas iman kita kepada Allah SWT. Dalam menngkatkan kualitas iman kita, kita sebagai mahluk ciptaan-Nya senantiasa akan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, termasuk larangan berbuat curang dalam bentuk apapun, baik itu mencotek, menipu dengan mengurangi jumlah timbangan ketika melakukan transaksi jual beli, hingga melakukan perbuatan korupsi yang mengambil hak orang lain.
2.      Banyak mempelajari ilmu agama khususnya tentang hukum dari suatu perbuatan agar kita tidak terjerumus dalam perilaku dosa dan tidak pula termasuk kedalam orang yang bermental curang.
3.      Jujur dan Percaya diri atau istilah kekiniannya disebut dengan PD. Jujur dan Percaya diri adalah modal utama dalam mencapai suatu keberhasilan. Jika kita sudah percaya diri, entah itu dalam menjawab soal Ujian Semester ataupun dalam menjawab soal Ujian Nasioal. Kita tentunya tidak akan tertarik dengan yang namanya mencontek baik itu mencontek jawaban teman maupun mencopy paste dari google, karena dengan melakukan hal yang demikian kita sama saja telah melanggar perintah Allah tentang larangan berbuat curang. Sikap jujur dan percaya diri ini hendaknya ditanamkan sejak dini,terlebih lagi untuk adek-adek atau teman-teman Madrasah Aliyah maupun yang Sekolah Menengah Keatas yang  sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional, bersikap jujurlah, percaya diri, dan jangan mencontek ya, karena mencontek sama sekali tidak berfaedah dan akan membawa kecelakan bagi yang mengerjakannya seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-muthafifin.
4.      Rajin belajar dan berdoa. Biasanya perilaku mencontek yang merupakan bagian dari perbuatan curang yang fenomenal dikalangan para pelajar ini, terjadi karena para pelajar di Indonesia malas belajar dan tidak mau berusaha. Jadi, untuk kita semua pelajar di Indonesia hilangkanlah budaya mencontek ini agar Negara kita bisa naik status dari Negara berkembang menjadi Negara maju, karena kita disini merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan membudayakan sifat jujur. jika ketika menjadi seorang pelajar saja kita sudah terbiasa berbuat curang apalagi kelak ketika menjadi aparatur pemerintahan Negara. Pepatah mengatakan bahwa tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. So, untuk kita para pelajar yang tentunya menginginkan nilai atau ipk yang bagus, maka belajar dan berdoalah, jangan menjadi orang yang curang dengan mencotek.
5.      Bertemanlah dengan orang yang dapat membawa kepada kemaslahatan, dan jangan terlalu bergaul dengan orang-orang yang bermental curang, karena seperti kata pepatah jika berteman dengan penjual minyak wangi maka akan ketercipratan wangi dari minyak wanginya, tetapi apabila berteman dengan penjual besi akan kecipratan bau besinya pula. Dari ungkapan diatas dapat kita jadikan pelajaran bahwa teman sepergaulan juga menentukan kepribadian kita.

Nah, dari beberapa solusi untuk melawan mental curang diatas, saya harap teman-teman atau pembaca yang dirahmati Allah, dapat mengambil pelajaran untuk tidak sekali-kali melakukan perbuatan curang, karena sudah jelas larangannya dalam al-qur’an dan al-hadist. Terutama mencontek ya, saya tegaskan sekali lagi bahwa mencontek itu dosa dan sama sekali bukan bentuk penerapan sikap solidaritas yang sebenarnya, karena dengan melakukan hal yang demikian kita sama saja dengan sudah berlaku tidak jujur kepada diri sendiri, dosen, guru, pengawas, lebih-lebih orang tua yang nantinya bangga dengan nilai anaknya yang bagus padahal hasil dari mencontek, mungkin dosen, guru, pengawas, ataupun orang tua kita tidak tahu kalau kita mencontek, tapi ingat ada Alloh yang maha tahu tanpa diberi tahu. Dan satu lagi, Allah juga telah mengancam orang yang berbuat curang dengan ditimpakannya kecelakaan. Jadi, teman-teman apakah kita masih ingin mencontek dan masih bangga dengan nilai bagus yang didapatkan dari hasil mencontek, padahal jelas-jelas mencontek itu adalah perbuatan yang curang dan tidak terpuji (ahlak mazmumah) dan pelaku dari perbuatan curang kelak akan mendapat kecelakan dan tidak akan masuk surga. Masyaallah, kita tentunya sebagai orang muslim yang beriman dan percaya tentang adanya surga dan neraka pasti ingin merasakan rasanya masuk surga itu kayak gimana sih. Oleh karena itu hindarilah sikap atau perbuatan curang dan lawanlah mental curang itu agar kita termasuk kedalam orang yang terhindar dari kecelakaan. Amin, amin, ya Robbal alamin. semoga bermanfaat.






DAFTAR PUSTAKA

Tabrani, A. Rusyan. 2006. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta : Inti Media Cipta Nusantara.
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin. 2006. Meneladani Ahlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim. Bandung Rosdakarya.
Tim Penyusun Pusat Pembinaan Pengembangan Bahasa. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka.
Kartini Kartono Dan Andari Jefri. 1989. Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung : Mandar Maju.

 





Selasa, 03 April 2018

Kesehatan dan Kesejahteraan Bagi Masyarakat (SDGs)





Dalam sidang umum PBB tanggal 25 semptember 2015 di New York, secara resmi mengesahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global, dan dalam sidang tersebut sekurangnya 193 kepala Negara hadir, termasuk Indonesia. Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) berisi 17 goals diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun Negara berkembang. Salah satu tujuannya adalah kesehatan (good health and well being) yang terdapat pada goals ke 3. Kesehatan merupakan kata yang sudah tidak asing lagi didengar maupun diucapkan, dimana kesehatan ini sudah dijelaskan dalam ilmu pengetahuan atau sains maupun dalam ajaran islam. Semua orang pasti menginginkan sehat, karena apabila tubuh kita sehat kita akan dapat memenuhi dan menjalankan kegiatan sehari-hari dengan baik. Selain itu kesehatan juga sangat memiliki peranan yang penting untuk menunjang kesejahteraan suatu negara, baik itu kesejahteraan individu maupun kesejahteraan kelompok. Jika tingkat kesehatan masyarakat disuatu Negara tinggi maka persentase kesejahteraan Negara tersebut dapat dikatakan tinggi pula. Kesehatan adalah hal penting yang harus dijaga oleh manusia agar tujuan dari pembangunan berkelanjutan (SDGs) dapat terlaksana dengan baik. Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang kesehatan, terlebih dahulu kita mengetahui kesehatan itu apa dan bagaimana cara sains dan islam memandang kesehatan tersebut.
Kesehatan menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang hidup produktif secara social dan ekonomis. WHO juga mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan social kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Adapun kesehatan menurut para ahli kesehatan, salah satunya menurut Pepkins kesehatan adalah sebuah keadaan yang seimbang dan dinamis dari badan dan fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian terhadap kekuatan-kekuatan yang cenderung mengganggunya. Kesehatan merupakan hal mendasar yang harus diperhatikan oleh pemerintah, karena salah satu indicator terpenting yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kesejahteraan ialah peran pemerintah itu sendiri, bagaimana cara pemerintah mengatasi dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah hendaknya melakukan berbagai upaya agar tingkat kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakatnya merata. Sehingga baik itu masyarakat dengan ekonomi kelas menengah keatas maupun ekonomi kelas menengah kebawah sama-sama memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Pemerintah hendaknya melakukan berbagai program agar tingkat kesehatan masyarakat tinggi. Salah satu program yang harus dilakukan oleh pemerintah salah satunya ialah sosialisasi pola hidup sehat, karena pola hidup sangat mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Kita tidak bisa menutup mata bahwa pola hidup memiliki andil yang besar dalam perealisasian kesehatan yang tinggi bagi masyarakat, jika pola hidup seseorang bersih dan sehat maka dapat dipastikan pula bahwa besar kemungkinan seseorang tersebut memiliki tingkat kesehatan yang tinggi pula, begitupun sebaliknya jika seseorang memiliki pola hidup yang tidak teratur, kotor, dan tidak sehat maka besar kemungkinan seseorang akan terkena penyakit dan tingkat kesehatannya rendah.  Selain melakukan sosialisasi, pemerintah juga hendaknya melakukan upaya peminimalisiran terhadap kemiskinan dan kelaparan, karena kelaparan juga merupakan salah satu factor yang menghambat kesehatan masyarakat. Kelaparan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh makanan bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan menjadi lemah. Oleh karena itu pemerintah hendaknya melakukan atau menyelenggarakan program yang memberantas kemiskinan dan kelaparan dan melakukan sosialisasi hidup sehat baik didaerah perkotaan maupun didaerah terpencil guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan social masyarakat.
Dalam islam kesehatan juga dijelaskan sangat terperinci, dimana ummat islam diharuskan untuk memperhatikan kesehatannya dengan cara menjaga kebersihan badan ataupun kebersihan lingkungan sebab kebersihan adalah pangkal dari kesehatan, itu sebabnya islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, kencing digenangan air dan sejenisnya. Majelis ulama Indonesia dalam musyawarah nasional pada tahun 1983 mengungkapkan bahwa kesehatan ialah suatu ketahanan jasmani, rohani, dan social yang dipunyai oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan ajaran-Nya. Islam menaruh perhatian besar terhadap dunia kesehatan, karena kesehatan merupakan modal utama dalam bekerja, beribadah, dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran islam selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal. Hal ini menunjukkan apresiasi islam dalam kesehatan, karena makanan merupakan merupakan factor yang menentukan sehat atau tidaknya seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah : 168 yang artinya : “wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang kami rezekikan kepadamu.” (Q.S Al-Baqarah ; 168). Islam memberi solusi hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan, memakan makanan yang halal dan baik, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.
Islam menetapkan tujuan pokoknya adalah untuk memelihara, agama, jiwa , akal, jasmani, harta, dan keturunan. Pada enam tujuan pokok islam terdapat tiga hal yang berkaitan dengan kesehatan yaitu jiwa, akal, dan jasmani hal ini selaras dengan definisi kesehatan menurut WHO (World Healty Organization). Islam mengajarkan memelihara jiwa dengan beribadah, tidak melakukan maksiat karena jika jiwanya bersih maka moralitasnya pun akan baik, selain memelihara jiwa islam juga memelihara jasmani dengan memerintahkan manusia menggunakan untuk membersihkan badan atau bertaharoh baik dari hadas kecil maupun hadas besar.
Solusi untuk meningkatkan kesehatan yang ditawarkan menurut prespektif  ilmu pengetahuan (sains) dengan prespektif islam tidak jauh berbeda, dimana ilmu pengetahuan diperkuat oleh islam. Antara ilmu pengetahuan dengan islam memiliki hubungan yang cukup kuat. Ilmu pengetahuan memberi solusi dalam meningkatkan kesehatan dengan cara meningkatkan peran pemerintah seperti melakukan sosialisasi pola hidup sehat, memberantas kelaparan dan kekurangan gizi yang berdampak bagi kesehatan, meratakan pelayanan kesehatan baik bagi masyarakat ekonomi menengah keatas maupun masyarakat ekonomi menengah kebawah. Solusi yang ditawarkan oleh ilmu pengetahuan (sains) diperkuat oleh islam dengan mengambil dalil yang kuat dari al-qur’an maupun al-hadist, seperti yang dijelaskan dalam qur’an surah Al-Baqarah ayat 168 yaitu pola hidup sehat dengan mengkomsumsi makanan baik dan halal, karena makanan yang dikomsumsi oleh seseorang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan oleh orang tersebut. Selain mengkomsumsi makan yang  halal dan baik islam mengajarkan tata cara menjaga kebersihan tubuh dan pakaian yang dijelaskan dalam  ilmu fiqih atau yang disebut dengan ilmu tharah. Dengan demikian untuk mewujudkan goals ketiga dari SDGs maka diperlukan peran pemerintah dan kesadaran dari masyarakat suatu Negara tersebut, karena pembangunan disuatu Negara dapat terlaksana dengan baik apabila pemerintah memiliki peranan yang besar dan rakyat dari Negara tesebut mendukung secara menyeluruh pembangunan yang dilakukan oleh aparat pemerintahan agar usaha pemerintah dan masyarakat memiliki peranan yang seimbang dalam mewujudkan goals ketiga dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)  pada tahun 2015-2030 terlaksana dengan baik.




Daftar Pustaka
Q.S Al-Baqarah 168
https://id.m.wikipedia.org>wiki>kesehatan
pdf Dra.Ermalena-Indikator Kesehatan SDGs






 
Ni'matul Maola Blogger Template by Ipietoon Blogger Template